CARA MENGENDALIKAN EMOSI
EMOSI (AFEKTIF)
-------------------------------------------------------------------------------
A.
PENGERTIAN EMOSI ATAU AFEKTIF
Emosi
adalah semua jenis perasaan yang ada dalam diri seseorang. Kata emosi cenderung
mengidentikkan dengan kata Afektif. Sementara sebagian ahli
kejiwaan dan kedokteran mengidentikkan emosi dengan Libido
artinya Nafsu. Apapun istilah atau nama lain daripada emosi,
namun yang paling perlu dipahami adalah bahwa emosi memiliki peran yang besar
dan sangat penting dalam dinamika kepribadian (kejiwaan) setiap individu dan pengendalian tingkah laku seseorang.
Samsu Yusuf
mencontohkan sebagai berikut :
1.
Emosi
dapat memperkuat semangat. Apabila seseorang merasa puas dan senang atas hasil
yang dicapai.
2.
Emosi
dapat melemahkan semangat. Apabila timbul rasa kecewa atas kegagalan.
3.
Emosi
dapat menghambat atau mengganggu konsentrasi beajar, ketika ada kegagalan,
ketegangan perasaan misalnya gugup, kecewa, ketakutan.
4.
Emosi
mengganggu penyesuaian sosial, misalnya iri hati dan cemburu
5.
Suasana
emosional yang dialami pada masa kecil, akan mempengaruhi sikapnya baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
B.
KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI EMOSI
Emosi dapat dipilah menjadi dua kelompok yaitu :
a.
Emosi
sensori, emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh.
Contoh : rasa dingin, manis, sakit, lelah, lapar, kenyang, dan
lain-lain.
b.
Emosi psikis, emosi yang disebabkan oleh alasan-alasan
kejiwaan yakni :
-
Perasaan
intelektual : rasa yang berkaitan dengan kebenaran contohnya gembira memperoleh
sesuatu yang benar, puas atas suatu karya ilmiah.
-
Perasaan
social misalnya rasa solidaritas, empati, simpati, kasih sayang.
-
Perasaan
keindahan (estetis) misalnya kagum, terpesona dan lain-lain.
-
Perasaan
susila : berkaitan dengan nilai buruk (etika). Contoh : rasa bersalah, rasa
tentram, rasa bertanggung jawab dan lain-lain.
-
Perasaan
Ketuhanan : rasa mengenal memiliki Tuhan, naluri keagamaan.
C.
Hal-hal yang menghambat proses kematangan emosional :
a. Terjadinya
irisan antar jenjang
- Masa remaja yang panjang yang mengambil masa kecil dan melampaui
masa dewasa
- Remaja yang bimbang antara masa anak-anak dan remaja
- Remaja yang nampak padanya ciri-ciri kekanak-kanakan dan berusaha
untuk bersikap
sebagaimana orang tua sebab
:
(a) Kebingungan pada orang tua bagaimana dia harus
memperlakukannya, apakah diperlakukan
seperti anak-anak atau dewasa
(b) Kebingungan dalam memahami jati dirinya, apakah dia masih anak
atau sudah dewasa
b. himpitan yang terlalu dini
c. Kurang mendapat kasih sayang sejak kecil, akibatnya timbul
perasaan takut gagal
d. Kurang pengalaman
e. Pergolakan dalam jiwa ( contoh : nilai/norma masyarakat><
kenyataan )
f. Alasan membela diri
D.
KECERDASAN EMOSI (EQ)
Kecerdasan
emosi adalah kemampuan untuk memotivasi dan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan Emosi (EQ)
semakin perlu dicermati karena kehidupan manusia semakin komplek. Hal ini
rupanya membawa dampak yang buruk terhadap konstelasi kehidupan emosional
individu. Hasil survey Daniel Goleman menunjukkan kecenderungan yang sama di
seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan
emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan pemurung,
lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup mudah cemas,
lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif). Goleman juga menemukan banyak juga
orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena rendahnya kecerdasan
intelektualnya, namun karen kurang memiliki kecerdasan emosional. Sebaliknya tidak
sedikit orang yang berhasil dalam kehidupan meskipun IQ-nya rata-rata saja,
tetapi kecerdasan emosionalnya (EQ) tinggi.
Jeanne
Seagel mencontohkan beberapa kasus tentang peranan kecerdasan emosi terhadap
seseorang.
1.
Kasus
Ina, menggambarkan orang yang ber-EQ rendah akibatnya sulit bergaul dan
kesepian.
2.
Kasus
Hilman, IQ-nya tinggi tetapi EQ-nya rendah, ia hanya menjadi seorang reparasi
alat panggang roti.
3.
Tono
seorang dokter gigi yang sering ditinggalkan pasien-pasiennya dikarenakan
cerewet dan sering bicara kasar. EQ sang dokter rendah sekali.
E.
Tanda-Tanda Kematangan Emosi :
Seorang remaja akan mencapai kematangan emosi dengan ditandai oleh
hal-hal berikut :
a.
Realistis,
berbuat sesuai dengan kondisi, mengetahui dan menafsirkan permasalahan tidak
hanya dari satu sisi.
b.
Mengetahui
mana yang harus didahulukan , mana yang penting dan mana yang tidak penting
c.
Mengetahui
tujuan jangka panjang, diwujudkan dengan kemampuan mengendalikan kebutuhan demi
untuk kepentingan yang lebih penting pada masa yang akan datang
d.
Menerima
tanggung jawab serta menjaganya. Menunaikan tugas dengan teratur, bertindak
optimis dalam melaksanakannya dan mampu hidup di bawah aturan-aturan tertentu
e.
Menerima
kegagalan, bisa mensikapi kegagalan dan dewasa dalam menghadapi segala
kemungkinan yang tidak menentu guna mencapai sebuah kesuksesan serta terus
mencurahkan segala potensi guna mencapai tujuan
f.
Hubungan
emosional seseorang tidak hanya memperhatikan dirinya sendiri, tetapi mulai
memberikan perhatiannya pada orang lain, pencarian yang serius tentang jati
diri serta komunitas sebayanya
g.
Bertahap
dalam memberikan reaksi ( mengendalikan emosi) yaitu mampu mengendalikan diri serta kondisi kejiwaan sedang memuncak
h. Kepekaan sosial dan perhatian terhadap nilai-nilai diwujudkan dengan kemampuan mengendalikan perangai disesuaikan dengan nilai dan kondisi sosial yang bisa diterima baik itu yang bersifat akhlaq, agama, adat.
Jadi, Apakah Kalian Sudah Bisa Mengendalikan Emosi Diri Sendiri ?